Dalam menempuh jalan makrifatullah ada dua macam,yakni jalan para Arifbillah dan jalan para Mursyid atau wali-wali.Thariqah adalah apa yang dinamakan jalan. Maksudnya, salah satu jalan menuju ridla Allah
atau salah satu jalan menuju wushul (sampai pada Tuhan). Dalam istilah
lain orang sering juga menyebutnya dengan ilmu haqiqat. Jadi, thariqah
merupakan sebuah aliran ajaran dalam pendekatan terhadap Tuhan.
Rutinitas yang ditekankan dalam ajaran ini adalah memperbanyak dzikir
terhadap Allah.
Dalam thariqat, kebanyakan orang yang terjun ke sana adalah
orang-orang yang bisa dibilang sudah mencapai usia tua.Tapi dalam satu pandangan saya pribadi orang yang menempuh ilmu hakikat tidak harus menunggu tua,di karebakan ilmu hakikat adalah ilmu yang akan di bawa mati.Nah kalau berbicara mati,anak anak,remaja sampai tua akan merasakan apa yang di namakan mati.Jadi pada prinsipnya orang yang menempuh jalan Makrifatullah itu minimal sudah akil balig.Masalah pengetahuan atau ajaran masuk apa nggaknya itu sudah bukan kuasa kita lagi,karena Allah memberikan hidayah kepada siapa siapa yang di kehendaki.
Lewat thariqah ini orang berharap bisa selalu mendapat ridla dari
Allah, atau bahkan bisa sampai derajat wushul. Meskipun sebenarnya
thariqah bukanlah jalan satu-satunya.Wushul adalah derajat tertinggi atau tujuan utama dalam ber-thariqah.
Untuk mencapai derajat wushul (sampai pada Tuhan), orang bisa mencoba
lewat bermacam-macam jalan. Jadi, orang bisa sampai ke derajat tersebut
tidak hanya lewat satu jalan. Hanya saja kebanyakan orang menganggap
thariqah adalah satu-satunya jalan atau bahkan jalan pintas menuju
wushul.
Seperti halnya thariqah, ibadah lain juga bisa mengantar sampai ke
derajat wushul. Ada dua ibadah yang syetan sangat sungguh-sungguh dalam
usaha menggagalkan atau menggoda, yaitu shalat dan dzikir. Hal ini
dikarenakan shalat dan dzikir merupkan dua ibadah yang besar
kemungkinannya bisa diharapkan akan membawa keselamatan atau bahkan
mencapai derajat wushul. Sehingga didalam shalat dan dzikir orang akan
merasakan kesulitan untuk dapat selalu mengingat Tuhan.
Dalam sebuah cerita, Imam Hanafi didatangi seorang yang sedang
kehilangan barang. Oleh Imam Hanafi orang tersebut disuruh shalat
sepanjang malam sehingga akan menemukan barangnya. Namun ketika baru
setengah malam menjalankan shalat, syetan mengingatkan/mengembalikan
barangnya yang hilang sambil membisikkan agar tidak melanjutkan
shalatnya. Namun oleh Imam Hanafi orang tersebut tetap disuruh untuk
melanjutkan shalatnya.
Seperti halnya shalat, dzikir adalah salah satu ibadah yang untuk
mencapai hasil maksimal harus melewati jalur yang penuh godaan syetan.
Dzikir dalam ilmu haqiqat atau thariqat, adalah mengingat atau
menghadirkan Tuhan dalam hati. Sementara Tuhan adalah dzat yang tidak
bisa diindera dan juga tiak ada yang menyerupai. Sehingga tidak boleh
bagi kita untuk membayangkan keberadaan Tuhan dengan disamakan sesuatu.
Maka dalam hal ini besar kemungkinan kita terpengaruh dan tergoda oleh
syetan, mengingat kita adalah orang yang awam dalam bidang ini (ilmu
haqiqat) dan masih jauh dari standar.
Karena itu, untuk selalu bisa berjalan sesuai ajaran agama, menjaga
kebenaran maupun terhindar dari kesalahan pengertian, kita harus
mempunyai seorang guru. Karena tanpa seorang guru, syetanlah yang akan
membimbing kita. Yang paling dikhawatirkan adalah kesalahan yang
berdampak pada aqidah.
Arifbillah atau para Mursyid adalah seorang guru pembimbing dalam ilmu haqiqat atau ilmu
thariqat. Mengingat pembahasan dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat
adalah tentang Tuhan yang merupakan dzat yang tidak bisa diindera, dan
rutinitas thariqah adalah dzikir yang sangat dibenci syetan. Maka untuk
menjaga kebenaran, kita perlu bimbingan seorang Arifbillah untuk
mengarahkannya. Sebab penerapan Asma’ Allah atau pelaksanaan dzikir yang
tidak sesuai bisa membahayakan secara ruhani maupun mental, baik
terhadap pribadi yang bersangkutan maupun terhadap masyarakat sekitar.
Bahkan bisa dikhawatirkan salah dalam beraqidah.
Seorang Arifbillah inilah yang akan membimbing kita untuk mengarahkannya
pada bentuk pelaksanaan yang benar. Hanya saja bentuk ajaran dari
masing-masing mursyid yang disampaikan pada kita berbeda-beda,
tergantung aliran thariqah-nya. Namun pada dasarnya pelajaran dan tujuan
yang diajarkannya adalah sama, yaitu al-wushul ila-Allah.
Melihat begitu pentingnya peranan Arifbillah, maka tidak diragukan lagi
tinggi derajat maupun kemampuan dan pengetahuan yang telah dicapai oleh Arifbillah tersebut. Karena ketika seorang Arifbillah memberi jalan keluar
kepada muridnya dalam menghadapi kemungkinan godaan syetan, berarti
beliau telah lolos dari perangkap syetan. Dan ketika beliau membina
muridnya untuk mencapai derajat wushul, berarti beliau telah mencapai
derajat tersebut. Paling tidak, seorang Arifbillah adalah orang yang tidak
diragukan lagi kemampuan maupuan pengetahuannya.
0 komentar:
Posting Komentar